Masih dalam suasana mengenang Hari Kepahlawanan 10 November. Tepat pada tanggal 10/11/12 saya mendapat SMS dari salah satu teman,  yang kemudian saya tulis sebagai pembuka artikel ini. SMS kawan saya isinya seperti ini.

kronologi pertempuran 10 November, sejarah hari pahlawan 10 November 


Sudirman atau Spiderman?
S. Parman atau Superman?
Kapiten Pattimura atau Kapten America?
Kartini atau Chunli?
3 Serangkai atau Fantastic 4?
Pilihlah Pahlawanmu sendiri Kawan.
Selamat Hari Pahlawan.!!!



 
SMS tersebut cukup mengandung kritikan sosial, Apakah kita masih menghargai dan mengenang Jasa-jasa Pahlawan Nasional kita?.Ataukah mendewa-dewakan tokoh dari Luar. Boleh-boleh saja mengidolakan tokoh dari luar akan tetapi janganlah lupa dengan Pahlawan bangsa sendiri. Inilah maksud yang saya tangkap dari SMS kawan Saya.

Semoga melalui artikel Pertempuran 10 November 45: Perjuangan dan Pengorbanan Pahlawan. Dapat menjawab kritikan tersebut bahwa saya dan anda setidaknya tidak lupa akan jasa-jasa para Pahlawan Kita.

Kronologi Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.

Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut.

Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.

Gejolak perlawanan yang tercatat sebagai sejarah perjuangan paling Heroik terjadi di Surabaya. Sebagaimana David Welch dalam bukunya dalam Birth of IndonesiaTidak ada pertempuran yang dilancarkan Republik yang dapat disebandingkan dengan pertempuran Surabaya itu, baik dalam keberanian maupun kegigihannya.

Gejolak di Surabaya ini kami rangkum dalam 4 insiden penting hingga sampai pada peristiwa inti 10 Nopember. Berawal dari Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya hingga Insiden yang menewaskan Jendral Mallaby dan munculnya ultimatum yang mengakibatkan kemarahan arek-arek Surabaya yang pada akhirnya terjadilah perang besar-besaran.

Di Surabaya, Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitas penembak tersebut, dan terbakarnya mobil  terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.

Kematian Mallaby ini menyulut kemarahan pihak Inggris terhadap Indonesia. Kemarahan tersebut terpapar jelas dari keputusan pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carde Robert Mansergh yang mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak rakyat Surabaya beserta pemimpin-pemimpinya menyerahkan diri dengan senjatanya, mengibarkan bendera putih, kemudian baris satu-persatu dengan tangan diletakkan di atas kepala. Jika pukul 06.00 tanggal 10 November 1945 ultimatum tidak di patuhi, Jenderal Inggris itu akan membombardir Surabaya.

Ultimatum ini lebih dari cukup untuk membakar semangat rakyat Surabaya, yang sekaligus mewakili seluruh rakyat bangsa Indonesia. “Kita lebih cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan” itulah gambaran rasa Nasionalisme rakyat kita pada saat itu. Ultimatum yang menghina tersebut ditolaknya mentah-mentah.

Berbekal persenjataan bekas tentara Jepang yang telah direbut, rakyat Surabaya menghadapi gabungan tentara Sekutu. Pertempuran rakyat Surabaya ini digelorakan oleh Bung Tomo dengan suaranya yang menggelegar membakar semangat tentara rakyat dengan seruanya “Maju terus pantang Mundur! Allahu Akbar,Allahu Akbar,.Allahu Akbar,Allahu Akbar,!!

Sejarah dimana pun juga menunjukkan bahwa tidaklah pernah suatu pasukan militer regular dapat menundukkan perlawanan rakyat yang sudah bertekad bulat untuk membela kemerdekaannya . Pasukan-pasukan rakyat ini bisa saja dikalahkan dalam satu dua pertempuran, namun pada akhir peperangan rakyat, pasti rakyat itulah yang menang. Ada tiga sebab penting mengapa demikian:
  1. Jumlah rakyat pasti lebih banyak
  2. Mereka (rakyat) pasti lebih mengenal benar setiap jengkal medan pertempuran dikampung halamannya sendiri.
  3. Membela kampong halamannya sendiri akan menimbulkan semangat yang tinggi.
Memang demikianlah yang terjadi di Surabaya sejak tanggal 10 November 1945, nampaknya keadaan seperti diatas sudah diantisipasi betul oleh Jenderal Marsergh dengan mengerahkan satu Divisi Infanteri, yaitu Divisi India ke-5 sebanyak 10.000-15.000 orang, dibantu tembakan dari laut oleh kapal perang penjelajah ‘Sussex’ serta pesawat tempur ‘Mosquito’ dan ‘Thunderbolt’. Pertempuran ini berlansung kurang lebih Tiga minggu,sampai awal Desember 1945,

Meskipun pada akhirnya kota Surabaya dapat dikuasai oleh sekutu akan tetapi perlawanan rakyat Surabaya kala itu setidaknya telah mampu memukul mundur pasukan darat musuh dan mampu membuat sekutu panik dengan memanggil bala bantuan super banyak.

Sekali lagi kita harus akui musuh telah menyerang pasukan kita melalui darat,udara dan laut. Terlebih dari itu semagat juang dan kegigihan para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan patut kita apresiasi. Oleh pemerintah tanggal 10 November ditetapkan dan dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Kenapa Hari 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan ?

Sebagaimana ulasan JJ Rizal dalam sebuah interview, dia menjelaskan kronologi penetapan tanggal tersebut.
 Menjelang tahun 1950-an, Presiden Soekarno menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Pahlawan. Sebagaimana diusulkan Sumarsono, mantan pimpinan tertinggi gerakan Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang ikut ambil bagian dalam peperangan sengit itu.

 Lantas kenapa Bung Karno memilih peristiwa itu sebagai simbol kepahlawanan yang setiap tahun diperingati?

Menurut sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal, Bung Karno sengaja memanfaatkan momentum itu untuk melegitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer.

 “Untuk memobilasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan,” ..    [Okezone]

Demikian tulisan berjudul Pertempuran 10 November 45 Surabaya : Perjuangan dan Pengorbanan Pahlawan

Tulisan ini Kami dedikasikan kepada semua para Pahlawan Pejuang Pendiri Bangsa yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga demi Nusantara Republik Indonesia. Jayalah Bangsaku Majulah Negeriku.!!

Baca juga   Pertempuran Surabaya 10 November dlm Perjuangan Menuju Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Saafroedin Bahar.   Sumber gambar: berkas wikipedia